Welcome to My Blog!

Enjoy Reading!
Follow Me

Mitos Legenda Terjadinya Pulau Senua, Natuna



By  Unknown     10/02/2014    Labels:, 
Alkisah, pada zaman dahulu di kepulauan Natuna, hiduplah sepasang suami istri, yaitu Shaleh dan Sarimah.








Suatu hari, mereka memutuskan untuk merantau ke pulau Bunguran, dengan niat agar bisa hidup lebih baik.


Kemudian mereka pun tiba di pulau Bunguran, disana mereka hidup rukun dan bahagia. Para tetangga pun menyukai mereka. Selain ramah, mereka juga senantiasa saling menolong dan membantu sesama. Tetangga mereka Mak Tusah, seorang bidan kampung pun selalu bersedia menolong mereka jika salah satu di antara mereka ada yang sakit.


SSuatu hari, Shaleh menemukan sarang teripang, yaitu binatang laut yang mahal harganya jika dikeringkan dan dijual. Dan semenjak itulah Shaleh dan istrinya pun menjadi saudagar teripang yang kaya raya, hidup mereka mewah dan bergelimang harta.


Namun kehidupan yang mewah mengubah sikap Sarimah, ia menjadi sombong dan pelit. Perempuan itu pun tidak mau lagi bergaul dengan para tetangganya yang miskin.


Pernah suatu hari, Mak Tusah datang untuk meminjam beras kepadanya. Namun beras tidak diberikan, malahan Mak Tusah dibentaknya dan Sarimah malah mengungkit semua utang-utang yang dimiliki oleh Mak Tusah.


Mendengar ucapan Sarimah Mak Tusah pun menjadi sangat sedih, ia seakan tak percaya Sarimah akan berucap begitu terhadapnya, sungguh besar perubahan Sarimah setelah menjadi orang kaya raya.


Di hari lainnya, pernah datang seorang tetangga kerumah Sarimah hendak meminta daun kelapa yang ada di depan rumahnya. Bukannya memberikan begitu saja, malah tetangga itu di maki-maki dengan nada menghina dan di usir sendiri oleh Sarimah.


Mendapat semua kelakuan buruk dari Sarimah, para tetangga pun menjauhi Sarimah, tak ada yang berani lagi meminjam ataupun meminta kepadanya, bahkan untuk menyapanya saja mereka enggan.


Suatu waktu, tibalah saatnya Sarimah melahirkan. Ia dan suaminya sudah memesan bidan dari pulau seberang, tetapi bidan yang di minta tak kunjung datang. Akhirnya, Shaleh pun mencoba meminta bantuan kepada Mak Tusah dan juga kepada tetangga lainnya.

Namun, tak seorang pun mau menolong karena mereka pernah di sakiti oleh Sarimah.

Dengan upaya keras Shaleh membawa istrinya ke pulau seberang untuk menemui bidan. Mereka menggunakan sebuah perahu besar untuk menuju kesana, Sarimah meminta suaminya untuk membawa semua peti perhiasan yang dimiliki mereka ke dalam perahu milik mereka.


Shaleh pun menuruti kemauan istrinya, mereka membawa semua peti perhiasan, lalu menjalankan perahu itu.

Setelah perahu di jalankan ternyata, semakin ketengah, gelombang laut semakin besar, air masuk kedalam perahu. Semakin lama, muatan perahu semakin berat. Dan kemudian perahu pun tenggelam bersama seluruh perhiasan yang mereka bawa.


Shaleh dan istrinya berusaha menyelamatkan diri. Sarimah berpegangan pada ikat pinggang suaminya. Mereka berusaha keras berenang ke tepian di tengah gelombang laut yang sangat ganas.


Tubuh Sarimah timbul dan tenggelam, badannya berat, karena sedang mengandung dan ditambah banyaknya perhiasan yang ia pakai, akhirnya mereka sampai ke pulau bunguran timur.


Saat Sarimah yang sombong dan kikir menginjakkan kaki di pulau itu, tiba-tiba guntur menggelegar. Tampakanya, tanah bunguran tidak mau menerima kedatangan perempuan itu.


Tiba-tiba saja tubuh Sarimah yang dalam keadaan mengandung berubah seketika menjadi sebongkah batu besar.


Dan lama kelamaan, batu tersebut berubah menjadi semakin besar dan membesar hingga membentuk sebuah pulau. Pulau tersebut berbentuk seperti sosok perempuan hamil yang sedang berbaring yaitu merupakan sosok dari Sarimah yang kini telah berubah menjadi pulau.


Masyarakat sekitar menamai pulau tersebut dengan pulau senua. Menurut bahasa masyarakat setempat "senua" artinya adalah berbadan dua atau mengandung. 

Semua perhiasan emas dan perak yang meliliti tubuh Sarimah juga berubah menjadi burung walet.


Pulau Senua terletak di ujung tanjung senubing atau berada tepat di depan pesisir pantai Desa Sepempang, Bunguran Timur.

Hingga kini, pulau Bunguran terkenal dengan sarang burung waletnya. Baca juga artikel lainnya : Photo Keindahan Objek Wisata Pulau Senua


"Adapun hikmah yang dapat di petik dari cerita tersebut adalah jangan pernah sesekali menjadi orang yang pelit dan tamak terhadap harta, dan senantiasalah kita harus saling membantu sesama dalam keadaan berlebih ataupun kekurangan. Karena rizki tak akan pernah berkurang jikalau kita sering berbagi kepada sesama, apalagi kepada orang yang kekurangan"


***Cerita ini telah di sunting dari versi yang ada di buku cerita "88 Cerita terbaik asal muasal nama daerah", dan sesungguhnya versi dari Legenda pulau senua ada begitu banyak macam versinya,  di atas hanyalah salah satu versinya saja, namun satu hal yang perlu di ingat bahwa legenda pulau senua menceritakan tentang perempuan yang pelit dan tamak dengan harta hingga ia di kutuk menjadi sebuah pulau.


About Unknown

Saya lahir dan besar di sebuah pulau kecil terisolir di ujung utara Negara Kesatuan Indonesia, yakni pulau Natuna.

No comments:

Post a Comment